Psychological Therapy
1. Sejarah Pengobatan Gangguan Psikologis
Akhir 1700-an orang-orang yang menderita gangguan mental sering dikaitkan dengan setan atau roh jahat. Sehingga orang yang mengalami gangguan jiwa sering diperlakukan tidak manusiawi. Pada abad ke-16, layak terdapat rumah sakit bernama Bethlehem di London, Inggris, yang dikenal sebagai rumah sakit jiwa pertama. Namun padanyatanya, rumah sakit ini lebih terlihat seperti penjara. Di sana, orang-orang dengan gangguan jiwa dirantai dan mendapatkan perawatan yang sangat tidak layak.
Hingga pada tahun 1793, terdapat perkembangan dalam perawatan orang yang mengalami gangguan mental yang dikenal sebagai “perlakuan moral”, yang dikembangkan oleh Philippe Pinel. Mulai dikembangkannya pengobatan yang lebih etisetis dan manusiawi.
2. Insight Therapy: Pendekatan Psikodinamik dan Humanistik
A. Psikoanalisis Freud
Freud merancang sebuah teknik terapi untuk membantu pasiennya merasa lebih rileks dan terbuka, sehingga dapat mengeksplorasi perasaanvterdalam mereka. Metode ini disebut psikoanalisis yaitu terapi yang bertujuan mengetahui penyebab perilaku individu yang tidak teratur dengan cara menekan konflik alam bawah sadar. Metode ini disebut psikoanalisis yaitu terapi yang bertujuan mengetahui penyebab perilaku individu yang tidak teratur dengan cara menekan konflik alam bawah sadar.
Kelebihan dari teknik psikoanalisa Freud adalah saat berkonsultasi, ia meminta pasiennya untuk berbaring di sofa agar lebih rileks yang membuat mereka lebih mudah memahami masa kecilnya. Lalu Freud duduk di kepala sofa dan membuat catatan. Hal ini membuat pasien tidak bisa melihat reaksinya sehingga mereka tidak akan terpengaruh.
Istilah dalam psikoanalisis Freud:
1. Interprestasi Mimpi dan Asosiasi bebas
Freud menggunakan dua teknik untuk mengungkapkan informasi dari pikiran bawah sadar pasiennya. Teknik yang pertaman yaitu tafsir mimpi. Tafsir mimpi menganalisis unsur-unsur di dalam mimpi yang dilaporkan oleh pasien. Teknik yang kedua yaitu asosiasi bebas. Teknik ini merupakan sebuah metode yang mendorong pasien untuk mengungkapkan apa yang ada dipikiran mereka secara bebas tanpa takut dihakimi.
2. Resistensi dan Transferensi
Adapun komponen lain dalam metode psikoanalitik Freud adalah resistensi dan transferensi. Resistensi adalah kondisi dimana pasien tidak mau berbicara tentang topik tertentu. Sedangkan transferensi adalah kondisi dimana terapis menjadi simbol figur otoritas orang tua dari masa lalu.
B. Terapi Humanistik
Humanistik berfokus pada alam sadar dan emosi dan pengalaman individu. Rogers berpendapat bahwa setiap orang memiliki diri yang nyata (bagaimana orang melihat sifat dan kemampuan mereka yang sebenarnya) dan diri yang ideal (bagaimana orang berpikir mereka seharusnya). Semakin dekat diri yang nyata dengan diri yang ideal, maka semakin bahagia dan lebih menyesuaikan diri orang tersebut.
Rogers memaparkan tiga elemen yang diperlukan dalam setiap hubungan individu dengan terapis, yang disebut elemen dasar.
1. Keaslian.
Terapis harus menunjukkan keaslian dan respon yang tulus kepada individu. Dalam terapi, terapis harus bisa metolerir perbedaan seseorang tanpa menghakimi.
2. Penghargaan posistif tanpa syarat.
Elemen kunci lainnya, terapis harus mampu bersikap hangat, menerima, dan menghormati perasaan individu.
3. Empati.
Empati merupakan pemahaman mengenai apa yang orang lain rasakan dan alami. Terapis harus mampu melihat dunia melalui sudut pandang orang yang bekerja dengannya.
Terapi Humanistik menggunakan metode wawancara motivasi. Tujuan khusus dari wawancara motivasi, untuk mengurangi ambivalensi tentang perubahan dan untuk meningkatkan motivasi instrinsik yang akan membawa perubahan. Saat ini wawancara motivasi terdiri dari empat proses besar: terlibat dengan individu untuk mengembangkan aliansi kerja terapi, berfokus pada tujuan dan arah konseling, membangkitkan dan memunculkan motivasi individu untuk berubah, dan merencanakan bagaimana mengimplementasikan perubahan.
Terapi Gestalt.
Terapi lain yang berasal dari ide-ide humanistik adalah terapi Gestalt. Pendiri terapi ini adalah Fritz Perls, yang percaya bahwa masalah orang seringkali berasal dari menyembunyikan bagian penting perasaan mereka dari diri mereka sendiri.
3. Terapi Tindakan: Terapi Perilaku Dan Terapi Kognitif
Action Therapies atau terapi tindakan merupakan jenis terapi yang berfokus pada bagaimana cara untuk mengubah prilaku seseorang. Berdasarkan jenisnya action therapies terbagi atas 2 macam yaitu behavior therapies yaitu terapi yang berusaha mengubah perilaku melalui penggunaan teknik pembelajaran dan juga cognitive therapies yang berusaha mengubah pemikiran-pemikiran maladaptive dari seseorang.
A. Terapi Perilaku (Behavior Therapy)
merupakan terapi yang berfokus penggunaan teknik pembelajaran untuk menciptakan sebuah respon yang baru.
Metode behavior therapy:
1. Therapies Based On Classical Conditioning
Therapies Based On Classical Conditioning merupan jenis terapi yang menggunakan teknik Classical Conditioning untuk menghasilakan sebuah respon dengan stimulus netral yang baru. Penggunaan teknik Classical Conditioning ini diharapkan dapat mengubah respon lama terhadap sebuah stimulus tergantikan dengan respon yang baru terhadap stimulus yang sama. Teknik ini digunakan untuk mengobati ganguan seperti fobia, anxiety disorders, and obsessive- compulsive disorder.
2. Systematic Desensitization
Merupakan jenis terapi dimana klien melakukan serangkaian Langkah-Langkah yang bertujuan untuk mengurangi ketakutan serta kecemasan. Contoh penerapan terapi ini dalam pengobatan fobia biasanya terdiri dari 3 langkah yaitu klien belajar untuk rileks kemudian pembuatan daftar hal yang ditakuti dan diakhiri dengan menghadapi hal yang menyebabkan rasa takut tersebut dengan tetap mempertahankan ketenangnnya. Terapi ini bertujuan untuk mengabungkan condisional stimulus yang lama dengan respon baru yang bersifat relaxsasi.
3. Terapi aversi
Terapi aversi Merupakan terapi dengan penerapan Clasical Condisioning yang mengajarkan klien untuk menghubungkan stimulus aversif dengan stimulus yang menghasilkan respons yang tidak diinginkan yang bertujuan untuk membentuk respon yang tidak menyenangkan pada saat melakukan stimulus atau kegiatan tersebut. Terapi Aversi ini bertujuan untuk mengobati klien yang mengalami kecanduan maupun fobia.
4. Exposure Therapies
Terapi pemaparan merupakan sebuah teknik terapi dengan memaparkan klien pada situasisituasi yang terkait dengan kecemasan atau ketakutan yang dimilikinya. Metode paparan dapat memperkenalkan stimulus yang ditakuti secara bertahap atau tiba-tiba yang dapat dilakukan secara langsung, imajinal maupun secara virtual yang bertujuan untuk mendapatkan respon yang baru terhadap peristiwa tersebut. Pemaparan dapat dilakukan secara bertahap diamana terapis dan klien mengembangkan hirarki ketakutannya dari yang terkecil ke terbesarmaupun dapat secara cepat dan intens yaitu dimulai dengan pristiwa yang paling ditakuti yang dinamakan dengan flooding. Terapi paparan ini dilakukan penyembuhan klien yang memiliki Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
5. Therapies Based On Operant Conditioning
Merupakan teknik terapi yang menggunakan teknik operant conditioning yang melibatkan Extinction Reinforcement Shaping and Modeling untuk mengubah perilaku secara sukarela. Tujuannya dilakukannya terapi ini yaitu untuk mengurangi frekuensi perilaku yang tidak diinginkan serta meningkatkan frekuensi respons yang diinginkan. Terapi ini dapat digunakn untuk menyembuhakan klien yang sedang mangalami depresi.
EVALUATION OF BEHAVIOR THERAPIES
Behavior Therapy efektif dalam mengobati masalah yang berbasis pada perilaku tertentu seperti kecanduan obat fobia serta beberapa masalah kognitif seperti OCD. Teknik terapi ini merupakan teknik yang cepat, efisien dan mudah namun terapi ini tidak mudah diterapkan secara berkelanjutan agar dapat di realisasikan di situasi dan lingkungan yang lain.
B. Cognitive Therapy
Cognitive therapies atau disebut juga terapi kognitif merupakan terapi yang dikemabnagkan oleh Aaron T. Beck yang berfokus pada bagaimana seseorang untuk mengubah cara pikir mereka. Para terapis kognitif berfokus pada pemikiran klien yang terdistorsi terutama distorsi yang berkaitan dengan depresi serta pemikiran yang tidak realistis sehingga menyebabkan perilaku maladaptif.
Tujuan dari terapi ini yaitu a membantu klien dalam menguji kebenaran, keyakinan dan asumsi mereka maupun prilaku orang lain secara lebih objektif dan ilmiah serta mengenali dan mengubah pemikiran yang negative menjadi pemikiran yang lebih positif.
Terapi kognitif dapat terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Beck’s cognitive therapy
Beck’s cognitive therapy merupakan terapi yang berfokus kepada distorsi pemikiran yang dapat menyebabkan perasaan negatif dan juga keyakinan yang tidak realistis kepada orang lain. Pemikiran negative tersebut diantaranya yaitu Inferensi sembarangan, Selective thinking, Overgeneralization, Magnification and minimization, serta Personalization Tujuan dari terapi ini yaitu mengidentifikasi serta membimbing pemikiran dan keyakinan yang tidak logis dan realistis dari klien sehingga mereka dapat melihat dan menguji keyakianan dari pemikiran mereka tersebut.
cognitive-behavioral therapy (CBT) Adalah jenis terapi yang membantu klien mengatasi masalahnya dengan belajar serta berpikir secara lebih logis dan rasional sehingga dapat mempengaruhi perilaku mereka. CBT berfokus pada kejadian yang terjadi pada saat ini daripada kejadian pada masa lalu serta mengasumsikan bahwa orang berinteraksi dengan dunia dengan lebih dari sederhana, serta reaksi otomatis terhadap rangsangan eksternal. CBT juga mengasumsikan bahwa gangguan berasal dari kognisi yang tidak logis dan irasional sehingga psikolog memiliki tujuan untuk mengubah pola berpikir menjadi logis dan rasional sehingga akan meringankan gejala gangguan tersebut. 3 tujuan utama dari CBT yaitu membantu kliyen dalam penyelesaiyan masalah, membantu pengembangan strategi dalam mengatasi masalah serta mengubah pemikiran kliyen menjadi lebih rasional
Comments
Post a Comment